Telkom Menjalin Kemitraan dengan Starlink dengan Memuaskan

Whisky galore movie – Telkom, salah satu raksasa telekomunikasi Indonesia, telah menjalin kemitraan dengan Starlink, penyedia layanan internet satelit milik Elon Musk, untuk menyediakan layanan backhaul di Indonesia. Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengungkapkan kepuasan atas kerjasama ini, meski ada beberapa catatan yang perlu dicermati.

Telkom Menjalin Kemitraan yang Menguntungkan Sejak 2021

Telkom dan Starlink memulai kolaborasi mereka pada Juni 2021, dengan Telkomsat menjadi mitra backhaul eksklusif di Indonesia. Kerjasama ini terus berkembang, dan pada Maret 2024, kedua perusahaan menandatangani kesepakatan baru untuk layanan enterprise. Ririek menjelaskan bahwa Starlink membutuhkan dukungan Telkomsat untuk melayani pasar di Indonesia dan Malaysia, karena mereka tidak dapat melakukannya sendiri.

“Baca juga: Paket Nelpon Telkomsel dan Cara Daftarnya dari Aplikasi”

“Starlink menawarkan berbagai layanan. Telkomsat menjadi mitra utama untuk backhaul di Indonesia dan Malaysia, karena mereka memerlukan dukungan di lapangan,” kata Ririek di Nusa Dua, Bali. Meskipun hasil kerja sama ini cukup memuaskan, terutama untuk anak usaha Telkom, Ririek tidak mengungkapkan detail spesifik mengenai tingkat kepuasan.

Kepuasan yang Terbatas dan Fokus pada Enterprise

Meskipun Ririek mengakui bahwa kemitraan ini memberikan hasil yang positif, dia menekankan bahwa dampaknya pada Telkom secara keseluruhan masih relatif kecil. “Untuk Telkom, dampaknya kecil, tapi untuk Telkomsat, lumayan lah,” tambahnya. Ririek juga mencatat bahwa Starlink menyediakan layanan untuk pelanggan enterprise, di mana Telkomsat menjadi mitra, tetapi tidak secara eksklusif.

“Untuk layanan B2C (business to consumer) yang ditujukan ke rumah-rumah, saat ini Starlink tidak bermitra dengan kami. Mereka memilih untuk menjual langsung melalui situs web mereka,” jelas Ririek.

“Simak juga: Meta AI WhatsApp Hadirkan 10 Mode Suara Baru”

Biaya Starlink Masih Lebih Mahal Dibandingkan Broadband

Salah satu poin yang menjadi perhatian Ririek adalah biaya layanan Starlink. Menurutnya, layanan internet berbasis satelit Starlink masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan layanan broadband yang mengandalkan infrastruktur darat. “Harganya mahal, baik harga awal maupun bulanan. Bahkan jika Starlink menurunkan harga, tetap saja lebih mahal dibandingkan layanan broadband, apalagi dibandingkan dengan paket-paket di rumah,” pungkasnya.

Dengan berbagai keuntungan dan tantangan yang ada, jelas bahwa kerja sama antara Telkom dan Starlink memiliki dampak yang signifikan namun juga membawa beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan dalam strategi jangka panjang.