Whisky galore movie – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah kembali menetapkan Mpox, atau cacar monyet, sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global, atau public health emergency of international concern (PHEIC). Ini adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir status PHEIC diberikan untuk Mpox, menandakan tingkat kewaspadaan tertinggi yang ditetapkan oleh WHO. Keputusan ini diambil untuk mempercepat tindakan global dalam penelitian, pendanaan, dan koordinasi kesehatan masyarakat internasional untuk mengatasi wabah penyakit tersebut.
Penetapan status PHEIC oleh WHO menunjukkan urgensi dan pentingnya respons global terhadap Mpox. Dalam konteks ini, negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, diharapkan untuk meningkatkan upaya mereka dalam memantau, mengatasi, dan mencegah penyebaran penyakit ini.
“Baca juga: Alun-Alun Bandung Ditutup Sementara, Perbaikan Rumput Sintetis”
Mengapa Mpox Mendapat Status Darurat Kesehatan Global?
Darurat Mpox, yang disebabkan oleh virus cacar monyet, pertama kali dilaporkan pada tahun 1958 dan kembali muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat global pada beberapa tahun terakhir. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi dan dapat menyebabkan gejala mirip cacar, seperti ruam kulit dan demam.
Keputusan WHO untuk menetapkan Mpox sebagai PHEIC mencerminkan kekhawatiran atas kemungkinan lonjakan kasus yang signifikan dan tantangan dalam pengendalian penyakit ini di seluruh dunia. Status ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi internasional, meningkatkan pendanaan untuk penelitian dan respons kesehatan masyarakat, serta memfasilitasi tindakan cepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit.
Pandangan Pakar Epidemiologi: Kebutuhan untuk Kolaborasi Global
Pakar epidemiologi Dicky Budiman mengapresiasi keputusan WHO tersebut dan menilai bahwa langkah ini sangat tepat dalam konteks situasi global saat ini. Menurutnya, untuk mengatasi Mpox dengan efektif, dibutuhkan kolaborasi internasional yang solid dan kesadaran masyarakat di semua negara, termasuk Indonesia.
“Dengan adanya populasi kunci atau populasi berisiko tinggi, kemungkinan kita akan mengalami lonjakan kasus itu juga besar,” ungkap Dicky dalam keterangan tertulisnya. Dicky menyoroti bahwa populasi tertentu, terutama mereka yang mungkin berisiko tinggi atau terstigmatisasi, memerlukan perhatian khusus dalam upaya pengendalian.
“Ditambah lagi, kondisi kita sangat tertutup, mereka sulit dijangkau dalam kondisi terstigmatisasi,” tambahnya, menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam mengidentifikasi dan merespons kasus-kasus Mpox di lapangan.
“Simak juga: Metro TV, Kontroversi Tayangan Medali di Olimpiade Paris 2024”
Langkah-Langkah Pencegahan: Apa yang Harus Dilakukan?
Dalam menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Mpox, Dicky Budiman menyarankan beberapa langkah strategis yang perlu diambil pemerintah dan pihak terkait:
- Peningkatan Deteksi dan Penjangkauan: Langkah pertama adalah memperkuat deteksi kasus dan meningkatkan penjangkauan kepada komunitas yang berisiko. Ini termasuk melibatkan kelompok sebaya dan organisasi non-pemerintah (NGO) yang dapat membantu dalam mengedukasi dan menjangkau populasi berisiko tinggi.
- Strategi Komunikasi Risiko: Mengimplementasikan strategi komunikasi risiko yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang Mpox. Ini penting untuk mengurangi stigma dan memastikan bahwa informasi yang benar dan relevan tersedia bagi semua orang.
- Pengawasan dan Vaksinasi: Meningkatkan pengawasan terhadap penyebaran Mpox dan mempercepat pengadaan serta distribusi vaksinasi. Vaksinasi merupakan kunci untuk menekan penyebaran penyakit dan melindungi individu dari infeksi.
- Promosi Perilaku Sehat: Selain vaksinasi, promosi perilaku sehat dan aman juga penting. Ini termasuk pendidikan tentang praktik seks yang aman dan kebersihan pribadi untuk mencegah penularan penyakit.
Dengan status Mpox sebagai PHEIC yang kembali diumumkan oleh WHO, tantangan untuk mengendalikan wabah ini menjadi semakin nyata. Diperlukan tindakan cepat dan koordinasi global untuk mengatasi krisis kesehatan ini. Indonesia, bersama dengan negara-negara lainnya, harus meningkatkan upaya dalam deteksi, penjangkauan, dan vaksinasi untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih besar.
Dalam situasi ini, kolaborasi internasional, dukungan masyarakat, dan kebijakan kesehatan yang tepat akan menjadi kunci dalam menghadapi dan mengendalikan penyebaran Mpox. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, diharapkan kita dapat mengatasi tantangan ini dan melindungi kesehatan masyarakat global dari dampak buruk Mpox.