Organisasi Kesehatan Dunia, Perbedaan COVID-19 dan Mpox

Whisky galore movie – Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat kesehatan global untuk Mpox, yang dikenal juga sebagai ‘cacar monyet’. Pengumuman ini mengingatkan kita pada pengumuman serupa yang pernah diberikan kepada COVID-19 selama pandemi. Meski ada beberapa kesamaan antara kedua penyakit ini, terdapat perbedaan penting yang membedakan keduanya. Berikut adalah lima perbedaan utama antara COVID-19 dan Mpox yang perlu Anda ketahui:

1. Sejarah dan Asal Usul Virus

Mpox adalah virus yang bukan hal baru. Ditemukan pertama kali pada tahun 1958 pada monyet yang digunakan untuk penelitian, dan kasus pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Di sisi lain, COVID-19 adalah penyakit yang muncul pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China, disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang sebelumnya belum pernah dikenal.

“Baca juga: Tampak Lebih Tua Hindari 10 Kebiasaan dalam Sehari-hari”

2. Cara Penularan: Mpox vs COVID-19

Penularan COVID-19 lebih cepat dan dapat terjadi melalui udara. Virus ini menyebar melalui sekresi dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dan dapat menyebar ke orang-orang di sekitar mereka. Untuk mengurangi risiko penyebaran, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin.

Sebaliknya, Mpox menyebar melalui kontak yang sangat dekat dan berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi, seperti kontak kulit langsung, hubungan intim, atau melalui droplet dari kontak dekat. Oleh karena itu, penularan Mpox lebih terbatas pada interaksi yang intens.

3. Tingkat Keparahan dan Gejala

Gejala COVID-19 dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa orang mungkin mengalami demam, batuk, dan kelelahan, sementara kasus yang lebih serius dapat menyebabkan pneumonia, gagal organ, atau bahkan kematian.

Sebaliknya, gejala Mpox biasanya melibatkan ruam seperti luka melepuh yang dapat bertahan selama 2-4 minggu. Gejala tambahan termasuk sakit kepala, demam, nyeri otot, nyeri punggung, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Meskipun Mpox dapat menimbulkan komplikasi serius seperti infeksi kulit atau darah, serta peradangan pada rektum atau alat kelamin, kematian akibat Mpox lebih jarang terjadi dibandingkan COVID-19.

“Simak juga: Koin TikTok, Panduan Lengkap Cara Membeli dan Harganya”

4. Ketersediaan Vaksin

Berbeda dengan COVID-19 yang memerlukan waktu untuk mengembangkan vaksin, vaksin untuk Mpox sudah tersedia. Namun, vaksin ini tidak diberikan secara massal, melainkan hanya untuk kelompok berisiko. Tiga jenis vaksin Mpox yang ada saat ini meliputi ACAM2000, vaksin virus vaksinia termodifikasi (MVA)-BN, dan Lc16m8. WHO merekomendasikan vaksinasi di daerah yang terdampak wabah dan pada individu yang paling berisiko.

5. Kebijakan Karantina dan Pembatasan Perbatasan

Khawatir akan dampak yang sama seperti COVID-19, beberapa orang mungkin mengharapkan langkah-langkah karantina atau penutupan perbatasan terkait Mpox. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia menegaskan bahwa karantina dan penutupan perbatasan tidak akan diterapkan untuk Mpox. Menurut Direktur Regional WHO Hans Kluge, Mpox tidak memerlukan kebijakan lockdown seperti pada pandemi COVID-19. WHO mendorong upaya global bersama untuk mengatasi Mpox tanpa menerapkan tindakan pembatasan yang sama.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri dan menghadapi tantangan kesehatan global dengan lebih efektif.