Whisky galore movie – Tinder Aplikasi kencan daring menghadapi tantangan besar dengan penurunan jumlah pengguna dalam beberapa bulan terakhir. Untuk mengatasi hal ini, Tinder berencana meluncurkan sejumlah fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) guna meningkatkan pengalaman pengguna dan membuat proses pencocokan lebih personal serta efektif.
”Baca Juga: Mengenang Karier Olga Syahputra di Ulang Tahunnya ke-42“
Tinder Hadirkan Fitur AI untuk Meningkatkan Kualitas Pencocokan
Dalam laporan keuangan kuartal keempat (Q4 2024), perusahaan induk Tinder, Match Group, mengungkapkan bahwa mereka sedang mengembangkan fitur AI yang dapat memberikan rekomendasi kecocokan lebih personal.
CFO Match Group, Gary Swidler, menjelaskan bahwa AI bukan untuk menggantikan sistem pencocokan yang ada, tetapi untuk menyempurnakannya.
“Kami ingin lebih banyak pengguna mencoba fitur ini dan melihat peningkatan kualitas pencocokan mereka. Ini akan meningkatkan pengalaman pengguna dan mendorong pertumbuhan kembali,” ujar Swidler, dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (8/2/2025).
Salah satu fitur AI yang telah diperkenalkan adalah AI Photo Finder, yang membantu pengguna memilih foto profil terbaik untuk meningkatkan peluang mendapatkan kecocokan. Fitur ini pertama kali diluncurkan tahun lalu dan mendapat respons positif.
Namun, tantangan Tinder tidak hanya terkait pencocokan. Banyak pengguna muda merasa bahwa kencan daring telah kehilangan unsur spontanitas dan kesenangan, sehingga lebih terasa seperti tugas dibandingkan pengalaman sosial yang alami.
Selain itu, masalah seperti keamanan, privasi, dan perilaku buruk di aplikasi kencan membuat beberapa pengguna merasa kecewa. Mereka menyadari bahwa meskipun aplikasi ini menawarkan banyak pilihan, pada kenyataannya, kesempatan untuk menemukan pasangan yang cocok tetap terbatas.
Pengguna Tinder Terus Menurun
Data menunjukkan bahwa pada Oktober 2024, jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) Tinder mengalami penurunan 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Selama dua bulan berikutnya, angka ini sedikit membaik tetapi tetap turun 9%.
Memasuki Januari 2025, penurunan pengguna masih berlanjut dengan angka sekitar 8%.
Swidler menyadari bahwa mengembalikan pertumbuhan Tinder bukanlah tugas mudah.
“Kami ingin melihat Tinder kembali tumbuh. Namun, kami harus mengambil langkah-langkah kecil terlebih dahulu. Kami akan meluncurkan inisiatif berbasis AI ini dan melihat apakah dapat meningkatkan tren pengguna secara bertahap,” kata Swidler.
Untuk mempercepat inovasi dan strategi pertumbuhan, Match Group menunjuk Spencer Rascoff sebagai CEO baru. Rascoff, yang juga salah satu pendiri Zillow Group, optimistis bahwa AI bisa menjadi game-changer bagi industri kencan daring.
Masa Depan Tinder dengan AI
Rascoff percaya bahwa perkembangan AI saat ini dapat memberikan dampak besar bagi industri aplikasi kencan, seperti peralihan dari desktop ke seluler satu dekade lalu.
“Ledakan AI ini akan memungkinkan Match Group untuk mengalami perubahan besar dalam bisnisnya, seperti yang terjadi saat transisi dari desktop ke seluler 10 tahun lalu,” ujar Rascoff.
Dengan fitur AI baru yang lebih canggih, Tinder berharap bisa mengembalikan minat pengguna, meningkatkan keterlibatan, dan menciptakan pengalaman kencan yang lebih nyaman serta aman.
”Baca Juga: Google Messages Hadirkan Fitur Panggilan Video via WhatsApp“
Match Group berencana meluncurkan lebih banyak fitur berbasis AI dalam waktu dekat, dengan harapan bahwa strategi ini akan membantu Tinder kembali menjadi pilihan utama bagi pengguna yang mencari pasangan secara daring.